Gontor yang telah menjelma menjadi lembaga pendidikan
masyhur seantero Nusantara penah ku singgahi. Tidak tanggung – tanggung tujuh
tahun detik dan menit telah banyak membekas dalam diri. Kini negeri Mesir, ada beberapa kalimat yang
masih membekas pernah diucapkan oleh
pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Sepenggal kalimat yang terus
terngiang, “jika kalian ingin ibadah pergilah ke Mekkah, jika kalian ingin
menuntut ilmu pergilah ke Mesir dan jika kalian ingin pendidikan maka pergilah
ke Gontor. hingga kini kalimat ini kian menunjukan wujudnya.Negeri Kinanah,
negeri yang menjadi ka’batul Qusshod ulama besar muslim dari zaman dahulu hingga
sekarang, tanah yang telah ditempati banyak ulama muslim ini semakin membuatku
terpana. Tanah coklat Pondok Gontor, pasir halus Negeri Mesir, dan minta doanya
semoga disegerakan menjawab panggilannya Allah untuk beribadah di Mekkah.
Jika bicara tholabul ilmy maka negeri Mesir tidak
salah dijadikan salah satu rujukan utama untuk dituju. Apalagi kalau mau
belajar agama. Terlepas dari dinamika kehidupan Mesir yang kurang tertata,
Mesir telah menjelma menjadi sebuah Negara yang hingga kini tetap menunjukkan
eksistensinya didunia keilmuan, khususnya ilmu syar’ie. Ada beberapa hal yang
bisa menjadi tolak ukur dalam menuntut ilmu. Diantaranya adalah
·
Peradaban Keilmuan.
Tradisi keilmuan sangat melekat
dengan Mesir. Sejak masa dynasty Fathimiyyah pada tahun 971 m, dengan al
Azhar-nya. Mesir sangat dominan dalam mempertahankan tradisi keilmuannya. Hal
ini dapat dibuktikan dengan lahirnya ulama – ulama yang mengabdikan diri
belajar dan mengajar dinegeri ini. Diantaranya adalah Imam As Syafi’e, Al
Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolani, Ibnu Hajar Al Haitsami, Imam Syabrowi, Imam
Syarqawy, Muhammad Rosyid Ridho, dan masih banyak lagi.
Jangan bernah berfikir jika ulama
Mesir memiliki mobil mewah mentereng, dengan supir pribadi yang memakian
setelan rapih. Atau mungkin datang dengan kawalan pengawal yang menjaga dan
siap melindungi kapanpun dibutuhkan. Ulama di negeri ini tak bedanya kami,
mahaswa Mesir yang pergi dari rumah ke kampus dengan bs umum. Maka kita pun
tanpa kesulitan melihat para ulama berdiri berdesakan didalam bis karena tidak
kebagian tempat duduk. Kadang ada saja mahasiswa atau warga Mesir asli yang
rela mempersilahkan duduk sebagai tanda hormat pada ulama. Gaya hidup yang
sedehana ini muncul bukan dikarenakan kehidupan yang pas – pasan tapi lebih
kepada jiwa dan akhlaq yang telah dihiasi dengan iman dan taqwa.
·
Manuskrip
Bukan hal sulit untuk mencari marja’
atau rujukan di negeri ini. Thullabul ilmy akan dimanjakan degan kelengkapan manuskrip
(kitab klasik) yang ada di negeri Mesir. Bahkan setiap tahunnya terdapat
layaknya pameran buku dunia yang dipusatkan di Mesir. Pameran ini berhasil
menarik penuntut ilmu untuk singgak ke Mesir hanya sekedar mencari rujukan yang
dibutuhkan.
·
Atsar Ulama
Dan yang terakhir yang mungkin
dapat menjadi rujukan bagi penuntut ilmu adalah, banyaknya atsar ulama yang
masih terjaga rapi oleh pemerintah. Seperti masjid – masjid dan makam para
auliya. Hal ini seringkali mengingatkan akan peradaban keilmuan islam yang
Berjaya di eranya. Dan juga pengingat bahwa telah banyak manusia yang telah
dipilih Allah SWT untuk memikul agama ini dengan mengeluarkan semua kemampuan
dalam menuntut ilmu.(ibnuidris)
Setuju banget dah
BalasHapusSetuju banget dah
BalasHapusselamat anda dapet piring cantik buat orang yang pertama liat n coment di blog ane.
BalasHapus