Waktu yang
diberikan Tuhan kepada manusia tak kurang dan tak lebih sama 24 jam. Ini sama dengan 1440 menit dan juga
86.400 detik. Semua manusia di bumi ini diberikan waktu yang sama, dari jam
yang sama, menit yang sama, hingga detik yang sama. Allah SWT tak membedakan
baik pejabat ataupun rakyat, boleh konglomerat ataupun orang melarat. Semuanya
sama, tidak kurang tidak lebih. Tetapi mengapa ada yang pandai tapi ada pula
yang bodoh, ada yang kaya juga ada yang miskin, ada yang cepat juga ada yang
lambat, bahkan ada yang baik layaknya auliya dan ada pula yang jahat layaknya
fir’aun yang dulu Berjaya. Semuanya dapat kita saksikan dengan jelas melalui
jendela hati pribadi masing – masing.
والعصر(1) أن الأنسان لفي
خسر(2) الا الذين امنو و عملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتوصوا بالصبر(3)
Demi Masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali mereka
yang beriman dan beramal kebajikan dan saling menasehati dalam kebaikan dan
saling menasehati dalam kesabaran.
Demi Masa yang telah memulai segalanya kecuali Dia
Demi Masa yang telah memulai aku
Demi Masa pula yang akan mengakhiri aku
Demi Masa yang akan mengawali manusia lain
Demi Masa pula yang akan mengakhiri manusia lain dan
Demi Masa pula yang akan mengakhir dunia ini,
Salah seorang ulama pernah berkata bahwa sesuatu yangpaling jauh
adalah masa lalu, seakan ia mengatakan. “pegang dirimu, lidahmu, kaki dan
tanganmu sebelum engkau memulai dan memakan waktumu, karena dengan seberapapun
harta yang engkau miliki ia tak akan kompromi untuk kembali kepadamu dan
merangkulmu memungut dosa – dosa dan kesalahan yang telah engkau sebar di
dunia, dia pula tak akan kembali membangunkanmu atas apa – apa yang engkau
lewatkan di dunia ini, dan ia pun akan tega melihatmu menderita menangisi
kesalahanmu karena tobat yang tidak segera engkau panjatkan. Sungguh bagaikan
bom waktu waktu ini menebar kisruh dihatimu untuk memuliakannya dengan sebaik –
baiknya. Dan jika seandainya al Quran tidak diturunkan melainkan tiga ayat ini
layaknya sudah cukup untuk menjadikan manusia sadar bahwa ia tidak akan kembali
dan ia akan mempertanggungjawabkan semuanya.
Sesungguhnya dalam kerugian, engkau yang membuangku dalam
kelengahan.
Sesungguhnya dalam kerugian, engkau yang membuangku dalam permainan.
Sesungguhnya dalam kerugian, engkau yang membuangku dalam ketidak
berkahan.
Sesungguhnya dalam kerugian, engkau yang membuangku dalam kesesatan.
Sesungguhnya dalam kerugian engkau yang membuangku tanpa pernah
ingat Tuhan dan Rasul mu.
Sesungguhnya dalam kerugian engkau yang membuangku tanpa berucap
tobat kembali pada Tuhanmu.
Hingga engkau benar benar dalam kerugian yang tak terhingga kekal
dalam murka-Nya bersama orang – orang yang membuangku..
Kerugian ini universal. Tidak hanya berkata pada seorang manusia,
kerugian ini berkata pada masyarakat ini, pada kota ini, pada provinsi ini, pada
bangsa ini, bahkan pada dunia ini. Dengan sumpahnya bahwa jika ada yang tidak
dengan baik menggunakan waktu maka kerugian abadi akan benar – benar terjadi
pada diri kita. Dampak kerugian yang dihasilkan juga universal, tidak hanya
menimpa seorang atau segelintir manusia, kerugian ini akan benar – benar
menghancurkan lebih dari itu. Lebih dari hanya sekedar materil, ia akan
menghancurkan jiwa dan pola fikir, hingga tibalah manusia akibat kerugiannya
benar – benar kembali pada masa kaum ‘aad, tsamud, bani israil, yang merugi
dunia akhirat bahkan cerita mereka akan abadi hingga akhir zaman sampai benar –
benar sang waktu pun yang akan mengakhirinya.
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas ilmu yang dimilikinya
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas harta yang
dishodaqohkannya
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas jabatan yang
didudukinya
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas kekuasaan
diembannya
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas waktu yang
telah sang Khaliq berikan kepadanya.
Sungguh beruntung bagi orang – orang yang begitu menyadari bahwa
dunia ini hanyalah sementara, dunia ini hanyalah sebuah replica percobaan,
dunia ini hanyalah sebuah miniatur kehidupan asli dari kehidupan abadi akhirat
kelak. Ia begitu menyadari bahwa semua ilmu, harta, jabatan dan kedudukan nya
benar – benar akan dihisab, dan pasti akan dibalas, maka beruntunglah karena
hitungan Allah bukan kilo atau liter, tapi hitungan Allah meliputi biji dzarrah
yang bagai debu tak Nampak, jika ia berbuat kebaikan sebesarnya maka balasannya
akan lebih besar pula, begitupun sebaliknya.
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran istiqamah
berbuat kebaikan
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran menghadapi
ujian
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran menjalani
kehidupan
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran melawan
kebathilan
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran untuk
mendawamkan taqwa kepada Tuhan yang Maha Adil. (ibnuidris)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar