Kamis, 26 November 2015

WAKTU



            Waktu yang diberikan Tuhan kepada manusia tak kurang dan tak lebih sama 24  jam. Ini sama dengan 1440 menit dan juga 86.400 detik. Semua manusia di bumi ini diberikan waktu yang sama, dari jam yang sama, menit yang sama, hingga detik yang sama. Allah SWT tak membedakan baik pejabat ataupun rakyat, boleh konglomerat ataupun orang melarat. Semuanya sama, tidak kurang tidak lebih. Tetapi mengapa ada yang pandai tapi ada pula yang bodoh, ada yang kaya juga ada yang miskin, ada yang cepat juga ada yang lambat, bahkan ada yang baik layaknya auliya dan ada pula yang jahat layaknya fir’aun yang dulu Berjaya. Semuanya dapat kita saksikan dengan jelas melalui jendela hati pribadi masing – masing. 
             والعصر(1) أن الأنسان لفي خسر(2) الا الذين امنو و عملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتوصوا بالصبر(3)
Demi Masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan beramal kebajikan dan  saling menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran.
Demi Masa yang telah memulai segalanya kecuali Dia
Demi Masa yang telah memulai aku
Demi Masa pula yang akan mengakhiri aku
Demi Masa yang akan mengawali manusia lain
Demi Masa pula yang akan mengakhiri manusia lain dan
Demi Masa pula yang akan mengakhir dunia ini,
Salah seorang ulama pernah berkata bahwa sesuatu yangpaling jauh adalah masa lalu, seakan ia mengatakan. “pegang dirimu, lidahmu, kaki dan tanganmu sebelum engkau memulai dan memakan waktumu, karena dengan seberapapun harta yang engkau miliki ia tak akan kompromi untuk kembali kepadamu dan merangkulmu memungut dosa – dosa dan kesalahan yang telah engkau sebar di dunia, dia pula tak akan kembali membangunkanmu atas apa – apa yang engkau lewatkan di dunia ini, dan ia pun akan tega melihatmu menderita menangisi kesalahanmu karena tobat yang tidak segera engkau panjatkan. Sungguh bagaikan bom waktu waktu ini menebar kisruh dihatimu untuk memuliakannya dengan sebaik – baiknya. Dan jika seandainya al Quran tidak diturunkan melainkan tiga ayat ini layaknya sudah cukup untuk menjadikan manusia sadar bahwa ia tidak akan kembali dan ia akan mempertanggungjawabkan semuanya.
Sesungguhnya dalam kerugian, engkau yang membuangku dalam kelengahan.
Sesungguhnya dalam kerugian, engkau yang membuangku dalam permainan.
Sesungguhnya dalam kerugian, engkau yang membuangku dalam ketidak berkahan.
Sesungguhnya dalam kerugian, engkau yang membuangku dalam kesesatan.
Sesungguhnya dalam kerugian engkau yang membuangku tanpa pernah ingat Tuhan dan Rasul mu.
Sesungguhnya dalam kerugian engkau yang membuangku tanpa berucap tobat kembali pada Tuhanmu.
Hingga engkau benar benar dalam kerugian yang tak terhingga kekal dalam murka-Nya bersama orang – orang yang membuangku..
Kerugian ini universal. Tidak hanya berkata pada seorang manusia, kerugian ini berkata pada masyarakat ini, pada kota ini, pada provinsi ini, pada bangsa ini, bahkan pada dunia ini. Dengan sumpahnya bahwa jika ada yang tidak dengan baik menggunakan waktu maka kerugian abadi akan benar – benar terjadi pada diri kita. Dampak kerugian yang dihasilkan juga universal, tidak hanya menimpa seorang atau segelintir manusia, kerugian ini akan benar – benar menghancurkan lebih dari itu. Lebih dari hanya sekedar materil, ia akan menghancurkan jiwa dan pola fikir, hingga tibalah manusia akibat kerugiannya benar – benar kembali pada masa kaum ‘aad, tsamud, bani israil, yang merugi dunia akhirat bahkan cerita mereka akan abadi hingga akhir zaman sampai benar – benar sang waktu pun yang akan mengakhirinya.
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal  atas ilmu yang dimilikinya
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas harta yang dishodaqohkannya
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas jabatan yang didudukinya
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas kekuasaan diembannya
Kecuali orang – orang yang beriman dan beramal atas waktu yang telah sang Khaliq berikan kepadanya.
Sungguh beruntung bagi orang – orang yang begitu menyadari bahwa dunia ini hanyalah sementara, dunia ini hanyalah sebuah replica percobaan, dunia ini hanyalah sebuah miniatur kehidupan asli dari kehidupan abadi akhirat kelak. Ia begitu menyadari bahwa semua ilmu, harta, jabatan dan kedudukan nya benar – benar akan dihisab, dan pasti akan dibalas, maka beruntunglah karena hitungan Allah bukan kilo atau liter, tapi hitungan Allah meliputi biji dzarrah yang bagai debu tak Nampak, jika ia berbuat kebaikan sebesarnya maka balasannya akan lebih besar pula, begitupun sebaliknya.
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran istiqamah berbuat kebaikan
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran menghadapi ujian
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran menjalani kehidupan
Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran melawan kebathilan

Dan orang –orang yang saling menasehati dalam kesabaran untuk mendawamkan taqwa kepada Tuhan yang Maha Adil. (ibnuidris)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar