Judul dari
tulisan ini tidak ada hubungannya dengan lyric lagu Virgoun, Surat Cinta untuk
Starla yang sekarang lagi booming diranah masisir, entah kenapa.
Walaupun harus saya akuin lagunya enak didengar. Kembali ke laptop, Ad Dzikr
merupakan salah satu dari nama Al Quran yang memang telah ditetapkan para
ulama. Ia Merupakan bentuk masdar dari dzakara, yang sebenarnya
mengandung makna ajektif, Pengingat.
Pengingat al
Quran itu akan benar-benar terasa di beberapa halaman akhir dari Al Quran.
Menurut klasifikasinya memang bagian ini merupakan kumpulan dari surat-surat makkiyah
yang dirancang sedemikian rupa selayak refleksi bagi umat muslim yang lupa
akan tujuan hidupnya, akhirat. Gugusan ayat pendek dengan diksi yang luar biasa
indah, namun tak meninggalkan unsur intristiknya yaitu sebagai tandzir, peringatan
menjadikan seorang pembaca al Quran akan menemukan suatu momen tersendiri
walaupun ia tidak memahami bahasa arab.
Walaupun berbagai
macam dzikr ditemukan diberbagai halaman dalam akhir-akhir al Quran,
seperti hal ihwal metafisis seperti keadaan neraka dengan macam siksaannya
tidak menjadikan al Quran kehilangan peminatnya (karena ketakutan). Bahkan
pembaca seakan dibawa dengan tidak sadar pada sebuah gambaran fase kehidupan
yang akan benar-benar dirasakan, pembalasan atas apa yang telah dilakukan
didunia, apabila kebaikan maka baiklah akhirnya, begitupun sebaliknya.
Namun bagi saya,
bagian akhir al Quran inilah sebenarnya surat Cinta dari al Quran. Walaupun
dalam bentuk peringatan, ancaman dan terkesan ‘menakut-nakuti’ al Quran dengan
berbaik hati memaparkan segala hal yang akan terjadi di akhirat. Bagaimana
tidak, berbagai bentuk kehidupan nanti telah disebutkan dengan begitu jelas. Sebagai
contoh, tentang penyesalan orang kafir di surat al Mulk, mereka berkata
“andaisaja aku mendengar, atau aku berfikir maka aku tidak masuk golongan
penghuni sa’iir (neraka).” Bentuk cinta al Quran adalah ajakan untuk
berfikir, merenung, mentadabburi bahwa setiap ayat ini benar-benar akan
terjadi.
Cinta bagi al
Quran adalah penuntun yang melindungi, menaungi, menasehati, bukan membiarkan, skeptis,
acuh. Dan Al Quran telah berhasil menunjukannya di juz-juz akhir-nya. Ayat pendek
yang tegas, kuat tetapi tetap menggambarkan kasih itulah gambaran saya pada
akhir-akhir al Quran. Sangat jauh jika dibilang tulisan ini telah mewakili keseluruhan
dari akhir-akhir al Quran atau bahkan cinta al Quran sendiri pada umat, namun
bagi saya torehan tinta ini sekaligus penambah motivasi saya yang sedang berkasih
dan bersayang dengan juz 29.