Jumat, 22 Juli 2016

Diaspora Indonesia, Jawab Konflik Dunia Dengan Budaya Karakter Indonesia!



Menurut Dino Patti Djalal kata Diaspora Indonesia dapat diartikan menjadi empat pengertian,  pertama  warga negara Indonesia yang tinggal dan menetap diluar negeri dan memiliki paspor Indonesia, kedua warga indonesia yang menetap diluar negeri telah menjadi warga Negara lain dikarenakan naturalisasi dan tidak lagi memiliki paspor Indonesia, ketiga adalah warga Negara asing yang tinggal diluar negeri memiliki hubungan darah  dan sesepuh dari Indonesia, dan keempat adalah warga Negara asing yang memiliki integritas dan kecintaan pada Negara Indonesia. Keseluruhan dari keempat kelompok ini merupakan cerminan dari entitas bangsa yang memiliki rasa mendalam kepada Indonesia.


Setiap kelompok diaspora di berbagai belahan bagian bumi memiliki cara tersendiri untuk membuktikan integritasnya pada Indonesia. Terdapat beberapa  kelompok yang mencoba mengenalkan kebudayaan dan kreatifitas bangsanya dikancah Internasional seperti yang ditunjukan oleh Diaspora        Bristol, Inggris yang mengadakan pentas dongeng khas Indonesia seperti Bawang Merah Bawang Putih, Timun Mas dan Lutung Kasarung pada acara Indonesian Festival yang diadakan oleh IDN. Sementara itu Diaspora Manila, Filipina mengadakan sebuah acara bertajuk Indonesian Gathering, disana para delegasi Indonesia mementaskan tarian khas Indonesia. Juga Diaspora Kairo, Mesir yang berhasil memperkenalkan budaya Indonesia melalui salah satu stasiun televisi nasional pada rakyat Mesir seperti pencak silat, kesenian anklung dan beberapa tarian daerah. Dan masih banyak lagi kreativitas  Diaspora Indonesia lainnya yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu di pembahasan singkat ini.
Melalui agenda-agenda tersebut banyak respon positif yang dirasakan oleh bangsa Indonesia sendiri, karena tak lain budaya dan kesenian daerahnya yang tersebar luas dan dihargai oleh masyarakat mancanegara. Secara tidak langsung hal ini dapat memoles kesan warga dunia pada Indonesia dan akan menarik banyak investor yang pasti mendongkrak jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dan tentunya akan menarik dollar, pound sterling, dan mata uang lainnya ke Indonesia. Namun, apakah hanya sampai disini tugas yang diemban oleh para Diaspora Indonesia di berbagai belahan dunia? Jawabannya tidak. Dirasa sangat naïf disaat dunia krisis keamanan, ekonomi, sosial dan budaya para Diaspora Indonesia hanya menitikberatkan pengenalan budaya Indonesia yang bersifat materialistis.
Seakan terlupa pada definisi nilai budaya itu para Diaspora Indonesia terkesan lebih mengedepankan pertunjukan keanekaragaman kesenian yang terdapat di Indonesia dan mengesampingkan sistem nilai dari budaya yang berjalan Indonesia. Koentjaraningrat seorang antropolog Indonesia memaparkan bahwa sistem nilai budaya merupakan konsepsi-konsepsi abstrak yang hidup dalam alam fikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus dianggap penting dan berharga. Seyogyanya di era konflik dan perpecahan masyarakat ini para diaspora dapat pula mengkampanyekan sistem nilai budaya bangsa Indonesia yang telah menjadi konsepsi kehidupan bermasyarakat yang layak untuk ditiru oleh bangsa lain. Seperti nilai-nilai fundamentalis bangsa ini yang tertuang dalam Pancasila untuk kemudian direpresentatifkan oleh masyarakat Indonesia dengan menghargai perbedaan, menciptakan perdamaian, dan mengedepankan persatuan.
Karena sejatinya Indonesia merupakan miniatur umum peta dunia. Dengan gugusan kepualauan dari Sabang sampai Merauke yang lebih dari 17000 pulau dengan ragam bahasa dan budaya yang tak terhitung jumlahnya mampu melebur mendobrak benteng-benteng pemisah antar satu suku dan lainnya, dan menyatu dalam sebuah semboyan bhineka tunggal Ika, berbeda-beda tetap satu jua. Budaya untuk saling menghormati, menghargai, dan mencintai antar sesama terus diusung oleh bangsa ini. Hingga menimbulkan sebuah simbiosis kehidupan bernegara yang aman terjauh dari potensi konflik antar bangsa, suku dan agama sebagaimana yang menjangkiti masyarakat dunia dewasa ini.  

Jika budaya dalam stereotype ini dapat diperkenalkan di dunia internasional melalui diaspora –diaspora kebanggaan Indonesia, maka penilaian dunia pada Indonesia tidak hanya sebatas negara berdaulat dengan keanekaragaman seni dan budaya, melainkan negara berdaulat yang sukses menerapkan konsep independen budaya di negaranya. Sehingga paling tidak mampu sedikit menginspirasi dunia dalam menciptakan miliu masyarakat dunia terkhusus dalam menyikapi berbagai konflik yang ramai terjadi akhir-akhir ini. Dan pada akhirnya, bisa dikatakan perjuangan para diaspora Indonesia untuk menjadi ‘arif dalam mengkampanyekan budaya Indonesia baru setengah perjalanan. Dan akan masih terus diuji untuk memberikan permisalan perdamaian dan kasih sayang bagi dunia. Karena sejatinya misi umat manusia di bumi ini adalah menciptakan hunian yang damai dan kondusif bagi siapapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar